DIAKAH ” SOULMATE”-KU?
Baru-baru ini seorang rekan – sebut saja Johan – curhat pada saya, “Gue
sedang jatuh cinta ama Lisa. Gue rasa, dialah soulmate gue yang sebenarnya.”
Lisa adalah staf yang baru bekerja setahun di tempat kerja kita. Wajahnya
memang cantik. Tubuhnya imut-imut kecil, kulitnya putih, potongan tubuhnya
sangat seksi dan menarik. Apalagi busananya… . hmm…. rasanya Anda tidak
akan sanggup melepaskan pandangan Anda pada busananya yang “super irit”
atas-bawah.
Anda menangkap ada yang aneh dari curhat teman saya? Tentu tidak. Tapi
gimana kalau Anda mengetahui latar belakang Johan yang sebenarnya telah
punya istri dan 3 orang anak? Tentu Anda akan seperti saya, mencak-mencak!
“Gile lo. Kan elo udah nikah. Artinya istri lo tuh ya soulmate-mu. ”
“Bukan,” bantahnya. “Istriku adalah istriku. Tapi soulmate-ku adalah Lisa.”
APA ITU SOULMATE?
Gosh…!!! Dunia emang sudah gak beres ya? Ada aja alasan yang dipakai orang
untuk membenarkan tindakan keliru yang dibuatnya. Saya pun baru menyadari
kalau diam-diam, Johan dan Lisa sudah berhubungan sangat dalam selama lebih
dari setahun belakangan ini. Padahal di kantor, keduanya tidak pernah
bertutur sapa – apalagi saling lirik – seolah-olah mereka saling bermusuhan.
Gak tahunya, di balik itu semua, mereka sedang bermain sandiwara.
Tapi omong-omong, apa sih Soulmate itu? Masing-masing orang punya pandangan
sendiri. Bagi saya, Soulmate adalah pasangan hidup yang kita temukan saat
melakukan sosialisasi dengan lingkungan. Ketika kita menemukan seorang lawan
jenis yang cocok dalam bercakap-cakap, bertingkah laku, dan kesenangan /
hobi, maka ada kemungkinan dialah soulmate kita. Dan ketika kita memutuskan
untuk menikahi lawan jenis kita, saat itulah kita telah menemukan SOULMATE
kita itu.
Soulmate ibarat “sesuatu” yang hilang dalam hidup kita, yang kita cari
seumur hidup untuk melengkapi kekosongan jiwa kita. Dia adalah bagian tulang
rusuk kita, yang terambil pada saat Allah melakukan penciptaan di muka bumi
ini. Dia adalah “YANG TERBAIK” dari Allah karena Allah melihat ciptaan-Nya
“baik adanya” (lihat Kejadian 1).
APAKAH “SOULMATE” KITA LEBIH DARI 1?
Satu pertanyaan yang sering diintepretasikan oleh rekan non-kristen sebagai
hal yang keliru. Mereka menganggap bahwa “soulmate” mereka lebih dari 1.
Karena itulah mereka “diberi kebebasan” untuk mencari dan menikahi 4 orang
lawan jenis mereka.
Tapi Allah jelas mengatakan dalam Kejadian 1, bahwa Soulmate kita hanyalah 1
orang. Lihatlah teladan yang diberikan Allah. Dia menciptakan HANYA 1 orang
Adam dan 1 orang Hawa. Ketika mereka jatuh dalam dosa, Allah TIDAK PERNAH
menciptakan lagi manusia lain. Adam dan Hawa bersama-sama berjuang dalam
kesusahan sebagai manusia pendosa. Mereka mengisi bumi dengan
keturunan-keturunan mereka dengan jerih payah dan perjuangan yang luar
biasa. Renungkan Kejadian 1, di mana hanya ADAM dan HAWA yang berjuang.
Tidak ada Pria Lain dan tidak ada Wanita Lain. Hanya berdua.
Artinya : SOULMATE itu hanya 1. Engkau telah menemukan SOULMATE-mu ketika
kau memutuskan untuk menjalankan sisa hidupmu bersama dengannya SELAMANYA,
yaitu saat kalian memutuskan untuk menikah.
MUNGKINKAH AKU KELIRU MEMILIH “SOULMATE”?
Mencari soulmate ibarat mencari kunci gembok di lautan kunci. Ada jutaan
kunci, tapi hanya ada 1 yang tepat untuk membuka gembok. Anda punya waktu
untuk mencari. Tapi waktu Anda tidaklah banyak. Karena itu, Anda butuh “Ahli
Kunci” yang mampu memilihkan kunci yang tepat untuk Anda. Siapa dia? Dialah
ALLAH BAPA. Ketika kau sedang dalam pencarian pasangan, doakanlah dia.
SELALU. Mulai dari engkau baru pertama kali mengenalnya, hingga pacaran, dan
menikah.
Anda SALAH BESAR jika berkata telah keliru memilih “Soulmate”. Jika dia
bukan “soulmate”-mu, maka kalian tidak akan pernah menikah. Ingatlah,
perjumpaanmu dengan seseorang bukanlah kebetulan. Semuanya sudah diatur oleh
Allah. Mintalah bimbinganNya agar Anda tidak keliru memilih.
Tapi bagaimana kalau pasangan kita bersikap kasar? Ringan tangan? Jorok?
Menyebalkan? Memuakkan? “Jika dia benar-benar “soulmate”-ku, tentu tidak
akan demikian padaku.” Benarkah?
Anda harus belajar pada diri dan tubuh Anda sendiri. Ketika susah buang air
besar, apakah Anda akan berdiam diri? Anda tentu akan berusaha sekuat tenaga
agar Anda bisa buang air. Entah makan pepaya, pencahar, apapun. Pernahkah
terpikir untuk mendiamkan saja? “Toh ada mulut, hidung, atau telinga. Kalo
gak bisa keluar lewat pantat, masih ada “lubang” lain yang bisa dipakai
feses untuk keluar.”
Logikanya kan begitu? Tapi mekanisme tubuh tidak demikian. Anda justru
berusaha agar feses keluar sesuai “tempatnya”. Lewat pantat. Bukan lewat
hidung atau mulut Anda. Mengapa demikian? Karena tubuh dan diri Anda adalah
“soulmate”. Kalian tahu apa yang harus dilakukan dan kalian saling bekerja
sama agar segalanya berjalan semestinya.
Ketika Anda tahu pasangan Anda menyebalkan, memuakkan, menjijikkan, Anda
harus mengarahkan pasangan Anda. Cari penyebabnya, dan bersama dengannya,
mengubah hal yg menyebalkan Anda itu. Itulah fungsi “soulmate”. Anda
membantu pasangan Anda mengisi apa yang kurang darinya. Dan pasangan mengisi
apa yang kurang dari Anda. Dengan demikian, pada akhirnya semua berjalan
sebagai mana mestinya.
RISALAH
Yang harus Anda ingat : Soulmate memang sesuatu yang hilang dalam hidup
kita. Tapi engkau sebenarnya telah menemukannya ketika memutuskan untuk
menjalani sisa hidupmu bersamanya dalam ikatan pernikahan. Nonsens-lah Anda
berkata telah “keliru memilih soulmate”. Itu artinya Anda tidak berani
mengambil tanggung jawab atas pilihan Anda sendiri. Ketika Anda berpikir
Anda salah memilih “soulmate”, bukalah Kejadian 1 dan renungkanlah
perjuangan Adam dan Hawa BERDUA dalam menjalani hidup. Apakah mereka keliru
memilih “soulmate”? Jika benar mereka keliru, harusnya Allah memberikan
lebih banyak “pilihan” pada Adam dan Hawa kan ? Faktanya : Allah tetap
mempertahankan mereka berdua sebagai pasangan karena Allah ingin mengajarkan
hidup setia. (Bayangkan, tulang rusuk kita ada 22 pasang. Jika saja Hawa
bukan “soulmate” Adam, Allah bisa saja menciptakan 22 perempuan dan 22
laki-laki untuk dipilih oleh Adam dan Hawa).
So… buat sobatku, Johan. Nasihatku padamu – dan aku tidak bosan2-nya untuk
menasihatimu akan hal ini – lupakan Lisa. Dia bukan “soulmate”mu. Kembali
pada keluargamu. Cintailah mereka sepenuh hatimu.
Dan buat rekan2 yang punya selingkuh di luar sana , apapun alasan kalian
pada pasanganmu (mereka cerewetlah, joroklah, tidak perduli padamu, ….),
ingatlah bahwa kalian dipersatukan Tuhan dalam tali pernikahan bukan tanpa
alasan. Anda punya arti dalam hidup pasanganmu. Coba… perbaiki hubunganmu
dengannya. Dialah “soulmate”mu yang sebenarnya.
GBU..